Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2010

Tertawa Part 2

Siapa yang tak suka hiburan?atau, siapa yang suka program komedi Tv? konon, tertawa memang perlu menurut kesehatan. Dan tertawa sebaiknya yang ikhlas (dari dalam hati) agar berguna secara kejiwaan. Seorang teman pernah berhipotesa, tertawa yang baik ialah ketika tarikan kedua ujung bibir diukur dari tengah sama besarnya kiri dan kanan. Hal yang sama juga berlaku buat senyum, tambahnya. Mungkin tak ada dari kita yang tidak mengenal komedi televisi, yang sampai hari ini hadir dengan berbagai kemasan dan jumlah kian banyak. Masih teringat jelas dalam kepala kita akan aksi dari group; warkop DKI, Bagito, Srimulat, dan lain-lain. Grup-grup ini timbul tenggelam, datang dan pergi, naik dan turun layaknya teori evolusi Darwin. Ada yang tersingkir karena usia, dan ada juga karena karakter lawakannya tidak laku. Komedi sendiri merupakan salah satu program “lahan basah” dalam industri pertelevisian. Jangan heran, jika hampir semua televise punya program lawakan. Satu hal yang menjadi ke

Tertawa part 1

Kita tak pernah dewasa, demikian penggalan lirik dari Efek Rumah Kaca yang sekaligus bisa dilihat sebagai sebuah konklusi dari band tersebut. Sebuah hasil refleksi atas maraknya video porno produksi anak bangsa. Kira-kira 2 minggu lalu, dalam sebuah program TV yang “kerjanya” kurang lebih sama seperti mak comblang. Pada sebuah session dari acara tersebut, oleh Mc, satu pasangan diminta untuk berakting. Si perempuan pun merengek-rengek dan si laki-laki berlagak orang gagap atau cacat atau kombinasi dari keduanya. Spontan saja, acting kedua pasangan ini mendapat tepukan tangan dari penonton, terutama untuk acting si laki-laki. Beradegan cacat, baik itu mental dan fisik memang terkadang menjadi akting dagangan paling yahud di layar Tv Indonesia. Acting ini pun tak tanggung-tanggung muncul hampir dalam semua acara Tv baik itu lawakan, film bahkan sampai dalam film. Dan, biasanya si pameran cacat tersebut mendapat apresiasi yang besar. Tengok saja sinetron “Si Cecep” dimana Anjas