Di salah satu tempat bersantai yang dilengkapi dengan fasilitas wi-fi plus menu makan dan minum yang cukup variatif. Seorang perempuan duduk bersama seorang laki-laki yang jaraknya kurang lebih 10 meter dari tempat saya. Dari posisi kursi yang hampir tak berjarak serta gerak tubuh, terlihat keduanya punya hubungan lebih dari seorang teman.
Satu pemandangan yang justru akhir-akhir ini sudah jarang saya jumpai pun terpampang jelas tepat di depan mata. (Maaf.....) Celana dalam perempuan tersebut kelihatan, doh!. Entahlah, mungkin karena sok moralis, agamis, humanis, dan is is is lainnya, sesaat setelah itu, saya kemudian menarik kursi dan memilih mengambil posisi membelakangi kedua sejoli tersebut. Dengan satu pertimbangan jelas, apa enaknya memandang celana dalam dari belakang tok!uhahahahaha....
Sekonyong-konyong dalam hati bergumam, kenapa ini perempuan memilih pakaian seperti itu? Dari sekian banyak model baju, kenapa dia milih yang itu? Karena dia merasa cantik atau seksi dengan baju tersebut? Lantas, apakah kecantikan dan keseksian diukur dengan jalan seberapa pendek ukuran baju yang dikenakan? Kenapa tidak berpikir bahwa yang disebut cantik dan seksi itu ialah perempuan yang cerdas, pintar misalnya, perempuan dengan sikap dan tutur kata yang sopan, perempuan tegar, ....
Atau memang semua koleksi bajunya begitu ukurannya? Untuk apa? Pembebasan hasrat? Sebebas bagaimana?atau jangan-jangan yang dimaksud hasrat itu, malah id kalo dalam konsep Freud? Ya kalau itu mau diturutin mah, nantinya manusia sudah gak ada bedanya sama binatang, bukan begitu bukan?
Kira-kira bagaimana reaksi jika perempuan tadi mengetahui bahwasanya saya seorang voyeurism (skopofilia). Yang kemudian menjadikan dia sebagai objek seksual saya? Sudikah dia? Semoga tidak. Tapi kalau misalnya iya dan tindakan itu disengaja olehnya, jadilah tempat itu sebagai wadah bertemunya seorang skopofilia dan eksibisionis. Mmm.....menarik itu untuk menyimak apa adegan selanjutnya?uakakakakakkkk...
Tapi pernahkah perempuan itu memikirkan efek dari pakaiannya tersebut? Serta perempuan-permpuan lain diluar sana dengan model pakaian yang sama, rok diatas lutut, kaos tipis dan sebagainya. Wajar saja jika angka kasus pemerkosaan sering terjadi karena bisa jadi pemicunya ialah penutup tubuh kalian tadi yang tak beradab (meminjam istilah seorang teman). Jika begini kasusnya, tolong jangan salahkan para laki-laki karena kalian jugalah yang menjerat diri kalian sendiri. Jika kalian memilih baju yang katakanlah sopan, tertutup, tak beradab, masuk akal kalau saya, mungkin akan lain lagi ceritanya.
Kalau kalian sendiri tidak menghormati, menjaga tubuh kalian yaa wajar kalau para pejantan pun berpikiran lain.
Komentar
kenapa nda' bilang k' sosang....
kan bisa kita bikin tobat tuh cewek.. ikuti dari belakang -> sekap -> bawa ke t4 sepi -> kita ketawai sampe mampus.....
izzz izzzz..